Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 05 September 2008

Pertemuan Anggota Baru FLP Batamindo Angkatan ke III

Oleh : Wahyudi (http://wahyudi-batam.blogspot.com)

Setelah sekian lama punya keinginan untuk menjadi anggota komunitas penulis, akhirnya Minggu 10 Agustus 2008 saya sudah masuk dalam komunitas Forum Lingkar Pena Ranting Batamindo. Dalam pertemuan pertama kali untuk anggota FLP Ranting Batamindo angkatan ke III ini rencananya dimulai pada jam 09.00 tetapi seperti halnya kebiasaan masyarakat Indonesia yang kurang menghargai waktu maka acara baru bisa dimulai pada jam 09.45 karena anggota yang datang pada terlambat.

Akhirnya acara dihadiri oleh sekitar 15 orang yang mayoritas adalah peserta akhwat. Sedang untuk anggota baru yang laki-laki hanya saya seorang, untung saja ada 3pengurus cowok yang hadir, kalau nggak saya bisa jadi orang paling ganteng dalam pertemuan itu (he..he..he narsis banget yak!).

Acara pertama dibuka dengan saling memperkenalkan diri. Ternyata sebagian besar anggota baru FLP Batamindo adalah karyawan PT Surya Teknologi Batam sama dengan saya. Setelah acara perkenalan, acara kedua adalah anggota baru diminta untuk berdiskusi untuk membuat opini mengenai tren para artis yang ramai-ramai berpolitik. Tujuan dari acara ini adalah untuk melatih anggota untuk kritis menanggapi dan menghadapi hal-hal yang terjadi di masyarakat sekitar kita.

Kelompok dibagi menjadi dua yakni untuk akhwat sebagai kelompok yang pro terhadap tindakan artis yang ramai-ramai berpolitik, sedang untuk kelompok ikhwan adalah yang kontra. Masing-masing kelompok diharuskan membuat alasan dan argumentasi sesuai dengan kedudukannya baik yang pro maupun dengan yang kontra.

Diskusi atau debat terbuka ini dibuka oleh argumentasi dari pihak yang pro dengan juru bicara Ni Nyo, menurut dia “Artis yang berpolitik itu mempunyai keunggulan yakni, dari segi kepopuleran artis sudah lebih dikenal masyarakat sehingga dengan dikenalnya dia sebagai publik figur memudahkan mereka untuk menjaring audiens, yang akibatnya akan memperkecil biaya kampanye. Dan ternyata itu terbukti pada diri Rano Karno dan Dede Yusuf yang berhasil menang dalam Pilkada”.

Dari Pihak Yang kontra memberi tanggapan yang pertama oleh ketua FLP Batamindo, Mas Alim yang menanggapi dari segi kapabilitas para artis. Dari segi kapabilitas kemampuan artis belum teruji, sedang yang jelas-jelas mempunyai latar belakang baik akademis maupun pengalaman yang bagus saja belum bisa mengurusi negara, apalah nanti artis yang mengurusi. Kemudian tanggapan tim yang kontra dari saya sendiri, Kehidupan artis adalah kehidupan yang glamour, untuk membiayai kehidupan yang glamour itu memerlukan biaya yang tinggi. Penghasilan artis dari dunia hiburan mungkin sangat tinggi sehingga mampu untuk membiayai kehidupan mereka. Tetapi ketika nanti mereka terpilih menjadi pejabat atau wakil rakyat, otomatis penghasilan mereka dari dinia hiburan akan menurun karena mempunyai tugas yang baru, otomatis penghasilan sebagai artis akan turun atau malah hilang sama sekali. Apakah dengan penghasilan mereka sebagai pejabat atau wakil rakyat bisa mencukupi kebutuhan mereka. Yang dikhawatirkan kondisi seperti ini akan memicu timbulnya penyalahgunaan dana negara dan menjadi tindakan korupsi.

Untuk menjawab tanggapan dari tim yang kontra ini tim yang pro beralasan bahwa dari segi kapabilitas memang artis belum mempunyai pengalaman untuk mengurus rakyat banyak baik dalam bidang politik maupun ekonomi, tetapi hal ini bisa dipelajari dengan berjalannya waktu. Dan untuk godaan terhadap tindakan korupsi yang kemungkinan bisa menjangkiti artis, itu tergantung dari kadar keimanan dan tanggung jawab pada diri pribadi masing-masing. Untuk masalah tindakan KKN ini bisa menimpa siapa saja tidak harus artis.

Dari argumentasi-argumentasi ini saya membuat pernyataan, Kita bisa memilih artis bila calon-calon yang akan kita pilih mempunyai kredibilitas yang bisa diandalkan. Melihat calon-calon yang sekarang beredar di masyarakat sepertinya masih perlu waktu bagi para artis untuk belajar berpolitik dan memperbaiki kapasitas diri. Apalah nanti jadinya bila mereka mengurusi masyarakat banyak sedang mengurus kehidupan rumah tangganya saja tak becus. Jadi tanggapan saya pribadi sepertinya untuk saat ini mereka belum layak untuk kita percaya menjadi pemimpin atau wakil rakyat. Perlu waktu bagi mereka untuk mengasah diri agar menjadi artis sekaligus politisi/pejabat sekaliber Arnold Schwanezeger, mudah-mudahan akan terwujud dimasa yang akan datang.

Akhirnya diskusi atau latihan beropini ditutup dengan pengumuman bagi anggota baru FLP Batamindo akan diadakan orientasi dan pelatihan yang pertama pada tanggal 31 Agustus 2008 di kantor PT Tunas Karya. Akhirnya acara ditutup dan diiringi dengan hujan yang sangat deras pada pukul 11.30 siang. Sambil menunggu hujan reda kami ngobrol-ngobrol mengenai proyek FLP Batamindo yang akan membuat antologi cerpen. Mudah-mudahan terwujud. Amiin.

Tidak ada komentar: